3 Pemain Hebat Argentina yang Bernasib Apes di Man United: Dibeli untuk Dibuang
INDOSPORT. COM - Sejumlah pemain hebat Argentina pernah merasakan nasib apes ketika menjalani karier di klub Liga Inggris, Manchester United.
Faktor apes yang dimaksud lantaran karier pemain-pemain hebat itu bersama MU hanya berlangsung singkat, seakan cuma dibeli untuk dibuang.
Padahal, ketika awal didatangkan ke Old Trafford, mereka sejatinya dipercaya menjadi pemain penting bagi komposisi tim utama.
Wajar, kualitas individu mereka dalam urusan teknik olah bola memang tergolong yang jempolan di pentas sepakbola Eropa.
Sempat dipuja-puja selayaknya pemain bintang Man United untuk beberapa waktu, situasi mereka ke depannya mendadak berubah drastis.
Pengaruh keputusan manajemen maupun pelatih, akhirnya membuat masa bakti mereka untuk Setan Merah harus diakhiri.
Mereka langsung didepak dari tim, meski sebenarnya performa yang mereka tunjukkan di lapangan tetap tergolong memuaskan.
Lantas, siapa saja para pemain hebat Argentina yang perjalanan kariernya di Manchester United berujung dengan nasib apes?
1. Juan Sebastian Veron
Semasa masih membesut Manchester United, Sir Alex Ferguson bukanlah tipe pelatih yang doyan belanja pemain bintang berharga mahal.
Namun pada 2001, Ferguson dengan berani meminta pihak manajemen MU mengeluarkan dana 42,6 juta euro, untuk menebus Juan Sebastian Veron dari Lazio.
Kiprah Veron selaku gelandang serang berteknik tinggi memang brilian bersama Lazio, sehingga wajar jika Fergie sampai tertarik memboyongnya menuju Old Trafford.
Nasib Veron di skuat Man United arahan Fergie ternyata tidak berujung baik, walau sejatinya ia mampu menunjukkan kualitas permainan cemerlang.
Baru dua musim berseragam MU, Veron langsung didepak dan dijual seharga 21,8 juta euro kepada sesama tim Liga Inggris, Chelsea.
Belakangan diketahui kalau Fergie benar-benar terpaksa melepas Veron, itu pun demi kebaikan sang pemain sendiri.
Fergie bingung harus menempatkan kehebatan Veron di posisi mana, sehingga ketimbang sang pemain merana akibat minim menit bermain, lebih baik dijual ke klub lain yang mau menampung.
"Kami tidak dapat menempatkan dia di posisi yang tepat. Jika kami mainkan sebagai gelandang dia akan berubah menjadi gelandang serang, sayap kiri dan sayap kanan."
"Kami sulit memasang dia bersama Keane dan Scholes berbarengan. Veron bermain bagus di Lazio sebagai jangkar. Tapi di sini ia seperti burung yang terbang kemana-mana,” tulis Fergie dalam bukunya.
Carlos Tevez
Bursa transfer musim panas 2007, Sir Alex Ferguson mengangkut Carlos Tevez dari West Ham United dengan status pemain pinjaman.
Kontrak peminjaman Tevez yang diberikan oleh manajemen Manchester United berdurasi cukup panjang, sampai dua musim lamanya.
Tevez sendiri yang berposisi sebagai penyerang, mampu memberikan kontribusi besar bagi kinerja ketajaman lini depan Man United.
Ia mencetak total 34 gol sepanjang dua musim menjalani masa peminjaman di MU, termasuk memberikan dua gelar Premier League serta satu trofi Liga Champions.
Ketika masa peminjamannya berakhir, Fergie ternyata ogah mempermanenkan status Tevez dan lebih memilih mengembalikan sang pemain ke West Ham.
Singkat cerita, Tevez kemudian pindah ke rival sekota Man United, yakni Manchester City, dan meraih banyak kejayaan pula di sana.
Belakangan diketahui kalau Tevez sebenarnya sangat ingin bertahan di Man United, tapi kecewa dengan perlakuan tim yang seakan tidak menghargai jasanya.
Fergie ogah mengeluarkan dana pembelian permanen Tevez senilai 25 juta poundsterling, lantaran merasa harga segitu kemahalan untuk kualitas sang bomber Argentina.
2. Angel Di Maria
Nasib apes karier Angel Di Maria terjadi di era Manchester United yang sudah ditinggal pensiun oleh Sir Alex Ferguson.
Musim panas 2014, Man United yang dilatih Louis van Gaal, mengeluarkan dana 75 juta euro untuk memboyong Di Maria dari Real Madrid.
Di Maria sejatinya mendapatkan tempat spesial di skuat MU, buktinya ia diberikan nomor punggung 7 yang begitu keramat buat publik Old Trafford.
Musim perdana membela Man United, Di Maria mencatatkan 32 penampilan berbagai ajang, dengan sumbangsih empat gol dan 12 assists.
Catatan ini masih tergolong memuaskan walau belum maksimal, sebab keunggulan Di Maria memang dari kreativitas memberikan umpan, bukan mencetak gol.
Namun yang terjadi, manajemen Man United ogah mempertahankan sang winger Argentina, dan langsung menjualnya ke Paris Saint-Germain pada musim panas 2015.
Belakangan diketahui kalau penyebab singkatnya umur karier Di Maria di MU, akibat ketegangan hubungan antara dirinya dan Van Gaal.
"Hubunganku dengan pelatih tidak terlalu baik, jadi kupikir keputusan untuk bergabung PSG adalah solusi terbaik," kata Di Maria kepada Les Parisien yang dikutip the Guardian.