3 Kekurangan di Timnas Indonesia U-20 yang Harus Diperbaiki Shin Tae-yong Sebelum Piala Asia U-20
FOOTBALL265.COM - Performa timnas Indonesia U-20 masih kurang memuaskan di mini turnamen jelang Piala Asia U-20 karena masih banyak yang perlu diperbaiki.
Timnas Indonesia U-20 kembali harus meraih hasil buruk dalam turnamen mini melawan Guatemala U-20 di Stadion Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Selasa (21/02/23) kemarin.
Bermain di markasnya sendiri, Timnas Indonesia U-20 tunduk dengan skor tipis 0-1. Gol tunggal Guatemala dicetak oleh Jorge Abelardo di babak pertama.
Tepatnya pada menit ke-21. Menyadari posisi kiper timnas Indonesia, Daffa Fasya terlalu maju, Jorge Abelardo melepaskan tembakan dari tengah lapangan dan bola masuk ke gawang Indonesia.
Tertinggal satu gol, timnas Indonesia U-20 meningkatkan intensitas serangan mereka. Namun mereka masih kesulitan menembus pertahanan Guatemala yang bermain sangat baik di laga ini.
Di babak kedua, pelatih Shin Tae-yong mengubah taktiknya dengan banyak memasukan pemain bertipe penyerang, demi mengejar ketertinggalan.
Di menit ke-58 Guatemala harus bermain dengan 10 pemain setelah Julio Fernando Garcia kedapatan menendang kepala Hokky Caraka.
Sayang keunggulan jumlah pemain tidak bisa dimanfaatkan dengan baik oleh timnas Indonesia U-20, skor 0-1 tidak berubah.
Dengan hasil ini, timnas Indonesia U-20 sudah dua kali menelan kekalahan pada turnamen mini yang diikuti juga oleh Selandia Baru dan Fiji.
Sebelumnya timnas Indonesia U-20 tumbang 1-2 dari Selandia Baru dan menang melawan Fiji dengan skor telak 4-0.
Catatan performa Skuad Garuda Muda di turnamen ini menjadi evaluasi bagi Shin Tae-yong terutama tiga hal yang menjadi sorotan ini.
1. Finishing
Penyelesaian akhir menjadi masalah klasik yang harus dibenahi oleh Shin Tae-yong di timnas Indonesia U-20. Pasalnya setiap peluang yang didapat oleh anak asuhnya, kerap berakhir dengan kegagalan mencetak gol.
Dua pertandingan terakhi di mini turnamen melawan Selandia Baru dan Guatemala terbukti faktor finishing menjadi masalah serius.
Sederet peluang terbuang sia-sia. Dari 15 peluang yang didapat, hanya empat yang mengarah ke gawang Selandia Baru.
Sementara ketika melawan Guatemala, meski unggul jumlah pemain tidak ada serangan berbahaya yang dimanfaatkan menjadi gol.
Penuntasan peluang menjadi gol menjadi salah satu alasan tim tuan rumah gagal mendulang kemenangan di dua laga terakhir di mini turnamen.
Passing
Selain penyelesaian akhir atau finishing, masalah klasik selanjutnya yang terus harus diperbaiki oleh Shin Tae-yong sejak melatih di Indonesia adalah akurasi umpan atau passing.
Saat melawan Selandia Baru, timnas Indonesia U-20 kalah 1-2. Salah satu golnya terjadi akibat blunder di lini pertahanan.
Gol kedua Selandia Baru yang dicetak Jay Herdman adalah bayaran lunas dari kesalahan umpan yang dilakukan pemain Timnas Indonesia U-20 di belakang.
Menghadapi ajang sekelas Piala Asia U-20 atau Piala Dunia U-20 amat riskan bagi para pemain untuk melakukan kesalahan umpan.
Terlebih Shin Tae-yong adalah salah satu pelatih yang menerapkan gaya permainan penguasaan bola, artinya bermain dari kaki ke kaki dengan umpan berakurasi tepat. Namun masih seringkali ujung-ujungnya salah oper dan berakibat fatal.
Pertahanan
Gaya main agresif dan penguasaan bola Timnas Indonesia U-20 harus pula diimbangi dengan koordinasi pertahanan yang tertata rapi.
Dalam pertandingan melawan Selandia Baru, Timnas Indonesia U-20 mendapat gambaran yang baik tentang bagaimana kira-kira kekuatan lawan yang akan dihadapi.
Kakang Rudianto cs terlihat kurang kukuh dalam menghadapi Selandia Baru yang cukup baik.
Kendati bisa menetralisir serangan lawan dalam banyak kesempatan, namun dua gol yang bersarang menjadi bukti pertahanan Timnas Indonesia U-20 masih harus disempurnakan.
Tetapi lini pertahanan timnas Indonesia U-20 sempat membaik ketika menghadapi Guatemala U-20 karena hanya kebobolan satu gol.