x

Deretan Striker Top Korban Arogansi Pep Guardiola: Ada Pilar AC Milan!

Minggu, 23 April 2023 10:00 WIB
Editor: Subhan Wirawan
Melihat daftar para penyerang top Eropa yang alami nasib apes hingga dilepas dari klub usai berseteru dengan Pep Guardiola.

FOOTBALL265.COM – Melihat daftar para penyerang top Eropa yang alami nasib apes hingga dilepas dari klub usai berseteru dengan Pep Guardiola.

Sepanjang kariernya, nama Pep Guardiola memang dikenal sebagai salah satu pelatih terbaik yang pernah rajai hampir setiap kompetisi di Eropa.

Rapor kepelatihan terbaik yang pernah ditorehkan Pep Guardiola adalah saat dirinya menukangi raksasa Liga Spanyol, Barcelona.

Melatih Barcelona sejak musim 2008 hingga 2012, Pep Guardiola mampu membawa Blaugrana memenangkan 13 gelar juara.

Di antaranya adalah masing-masing tiga gelar LaLiga dan Supercopa de España, serta dua trofi Copa del Rey, UEFA Champions League, UEFA Super Cup dan FIFA Club World Cup.

Baca Juga

Berkat prestasi gemilang tersebut, tak heran jika Pep Guardiola sering mendapatkan penghargaan individual untuk kategori pelatih terbaik.

Akan tetapi, meski dikenal sebagai jenius sepak bola, tetapi Pep Guardiola punya sisi buruk dalam kepribadiannya yakni terlalu arogan dalam memimpin anak asuhnya.

Baca Juga

Bahkan tidak sedikit pemain bintang yang berada di bawah asuhnya malah berseteru dengan Pep Guardiola dan masih menyimpan dendam kesumat sampai saat ini.

Salah satunya adalah Yaya Toure, gelandang asal Pantai Gading tersebut bahkan mengaku tak pernah bicara selama setahun dengan Pep saat masih di Barcelona.

"Dia (Guardiola) sering mengabaikanku hingga akhirnya Manchester City memberiku tawaran. Itulah mengapa akhirnya aku memilih untuk pergi. Aku sudah setahun tidak berbicara dengannya," ungkap Toure kepada ONA FM.

Tidak cuma Toure, ada tiga pemain bintang lain yang juga kurang menyukai gaya kepelatihan Guardiola. Lantas siapa sajakah pemain tersebut? Berikut INDOSPORT coba merangkum:

Baca Juga

1. Mario Mandzukic

Pemain AC Milan Zlatan Ibrahimovic selebrasi setelah menjuarai Liga Italia 2021/2022. Foto: REUTERS/Daniele Mascolo

Nama pertama adalah Mario Mandzukic. Pemain Kroasia tersebut sejatinya merupakan mesin gol andalan Bayern Munchen pada era Jupp Heynckes, tetapi semua berubah ketika Pep Guardiola mengambil alih kepelatihan musim 2013/14.

Meski jumlah golnya hampir sama banyak dengan musim sebelumnya, tetapi Mandzukic menganggap Guardiola tidak memberikan hormat kepadanya sebagai seorang pemain. Alasan tersebut yang membuatnya hijrah setahun berselang.

“Guardiola mengecewakan dan tidak menghormati saya. Dia tidak ingin saya menjadi top skor Bundesliga. Bersama Jupp Heynckes, segalanya dua kali lebih baik. Dan ini bukan hanya opini pribadi,” ujar Mandzukic kepada Sportske Novosti.

Samuel Eto'o

Berikutnya ada Samuel Eto'o, pemain asal Kamerun tersebut sejatinya merupakan mesin gol Barcelona pada musim 2008/09. Bahkan, ia merupakan salah satu pemain kunci dalam keberhasilan tim peraih treble winner.

Tidak cuma itu, Eto'o juga menjadi pemain paling gahar dengan mencatatkan 30 gol dari 30 laga di sepanjang kompetisi LaLiga Spanyol.

Baca Juga

Namun, pada musim selanjutnya, sang pemain malah hijrah ke Inter Milan. Alasannya, karena Eto'o menganggap Guardiola tidak menganggap dan menghargai dirinya sebagai seorang pemain.

"Guardiola tidak berani terus terang di depanku. Dia pasti memberitahu lewat pemain lain. Mereka minta aku bertahan di Barcelona, tapi aku katakan 'Tidak akan. Jika Anda tidak menghormatiku, maka aku juga begitu," ujar Eto'o dilansir Soccerway.

Baca Juga

Zlatan Ibrahimovic

Terakhir adalah Zlatan Ibrahimovic, pemain yang sempat digadang-gadang bisa menjadi pengganti Eto'o yang hijrah ke Inter Milan, sebagai mesin gol baru Barcelona pada musim 2010/11.

Semula, kiprah Ibrahimovic bersama Barcelona berjalan mulus dengan selalu menempati daftar starting eleven, tetapi semua berubah setelah jeda paruh pertama berakhir. 

Pada paruh kedua, Ibrahimovic malah sering berada di bangku cadangan lantaran perubahan taktik dan gaya bermain yang diterapkan Pep Guardiola. 

Tidak tahan dengan hal itu, Ibrahimovic memutuskan hengkang dari Barcelona musim selanjutnya dan kembali berlabuh di Italia dengan memperkuat AC Milan.

"Enam bulan pertama sangat sempurna. Kemudian, dia (Guardiola) mengubah sistem, taktik, dan itu tidak bekerja baik untukku," ucap Ibrahimovic dilansir telegraph.

Dalam bukunya yang berjudul, I Am Zlatan, Ibrahimovic bahkan menyebut Guardiola sebagai 'pengecut tanpa tulang' menyusul pertikaian yang terjadi usai kekalahan semifinal Liga Champions kontra Inter Milan.

Baca Juga
Samuel Eto'oMario MandzukicAC MilanZlatan IbrahimovicPep GuardiolaTRIVIA

Berita Terkini