3 Fakta Bertrand Crasson, Eks Bek Napoli yang Resmi Gabung PSS Sleman
FOOTBALL265.COM - Bertrand Crasson menjadi pilihan Marian Mihil untuk membantunya dalam melatih PSS Sleman untuk Liga 1 2023/2024. Ada tiga fakta tentang Bertrand Crasson yang membuat PSS Sleman cukup beruntung bisa mendapatkannya.
Bertrand Crasson sudah diumumkan menjadi salah satu nama dalam jajaran staf kepelatihan tim PSS Sleman. Ia akan menjadi asisten pelatih bersama dua sosok lokal, Ansyari Lubis dan Washiyatul Akmal.
Kehadiran Bertrand Crasson sejatinya cukup mengejutkan. Tak pernah ada rumor, apalagi catatan dalam karier, bahwa dia pernah bersentuhan dengan sepak bola Indonesia.
Namun, tak banyak yang tahu bahwa Bertrand Crasson merupakan salah satu pesepakbola sukses di Belgia. Ia menjalani perjalanan panjang bersama salah satu raksasa Belgia, Anderlecht.
Sebagai seorang asisten pelatih, Bertrand Crasson juga sudah memiliki lisensi UEFA Pro. Lisensi yang dimilikinya sejatinya sudah memenuhi regulasi sebagai pelatih kepala.
Berikut ini tiga fakta tentang Bertrand Crasson yang dikumpulkan dari berbagai sumber. Crasson bersama Marian Mihail baru akan ke Indonesia pada pekan depan.
1. Karier di Italia
Napoli sedang menjadi pembicaraan hangat di sepak bola dunia. Mereka sukses mematahkan banyak prediksi dengan mengamankan gelar Serie A Italia pada musim 2022-2023.
Salah satu sosok yang mungkin akan gembira dengan gelar itu adalah Bertrand Crasson. Pria yang mencatatkan 26 caps untuk Timnas Belgia ini pernah dua musim di Napoli.
Musim pertama dijalaninya pada 1996-1997. Ia menjadi anak asuh dari pelatih asal Italia, Vincenzo Montefusco. Dari data Transfermarkt, Bertrand Crasson yang bisa bermain sebagai bek kanan dan bek tengah bermain 22 kali.
Pada musim itu, situasi Napoli cukup sulit. Mereka nyaris terdegradasi karena hanya menempati urutan ke-13 di bawah AS Roma dengan nilai 41 poin.
Situasi pada musim 1997-1998 menjadi lebih buruk bersama Vincenzo Montefusco. Bertrand Crasson yang bermain 22 kali harus menerima kenyataan Napoli jadi juru kunci dan terdegradasi ke Serie B.
2. Enam Gelar Liga Belgia
Situasi kurang beruntung di Italia berbanding terbalik dengan perjalanan Bertrand Crasson di Liga Belgia. Ia merupakan sosok yang memenangkan enam gelar Liga Belgia dalam kariernya sebagai pemain.
Seluruh gelar itu dia dapatkan bersama tim Anderlecht. Sebelum terbang ke Italia, Crasson memenangkan gelar musim 1990-1991, 1992-1993, 1993-1994 dan 1994-1995.
Sekembalinya dari Italia, Crasson pulang ke Belgia dengan gelar pada musim 1999-2000 dan 2000-2001. Ia juga sempat merasakan gelar Belgian Super Cup musim 1993, 1995, 2000 dan 2001.
Crasson menjadi salah satu nama yang paling banyak membela Anderlecht di Liga Belgia. Total, dia tampil dalam 291 penampilan dengan torehan 19 gol.
Catatan itu yang membuat Timnas Belgia rajin memanggilnya sejak usia 19 tahun. Total di Timnas Belgia, Crasson bermain dalam 26 kesempatan.
Salah satu yang tak terlupakan adalah tampil di Piala Dunia 1998 melawan Belanda. Crasson menghadapi sosok-sosok seperti Edwin Van der Sar, Patrick Kluivert, Frank de Boer hingga Marc Overmars.
Sialnya, pada laga itu dia hanya bermain 22 menit sebagai bek kanan karena mengalami cedera. Cedera itu pula yang membuatnya absen melawan Meksiko dan Korea Selatan.
3. Berjuang sebagai Pelatih
Sayangnya, karier cemerlang sebagai pemain tak menjalar ketika dia menjadi pelatih. Ia sempat lama berada di Thailand sebagai pelatih dari tim akademi BEC Tero Sasana.
Dari catatan Transfermarkt, jabatan itu dia mulai pada tahun 2012. Pada tahun itu, Bertrand Crasson hampir saja bertemu dengan pemain Timnas Indonesia, Titus Bonai.
Namun, BEC Tero Sasana batal mengamankan Titus Bonai dalam tim karena terganjal International Transfer Certificate (ITC) yang tak kunjung terbit.
Berbeda dengan Titus Bonai, Crasson bertahan cukup lama di tim yang kini bernama Police Tero ini. Crasson bertahan sebagai pelatih di Thailand hingga tahun 2018, sebelum pergi ke Eropa lagi.
Crasson sempat menjadi pelatih kepala di tim Liga Luxembourg bernama F91 Dudelange. Tim yang dibesutnya mengakhiri kompetisi teratas Liga Luxembourg musim 2019-2020 di peringkat lima dengan 26 poin.
Lalu, pada musim 2021-2022, Crasson kembali ke Luxembourg sebagai asisten pelatih dari tim Swift Hesperange. Tim ini mengakhiri musim di peringkat empat. Sementara mantan timnya, F91 Dudelange menjadi juara.
Kini, Crasson akan memulai perjalanan di Asia Tenggara lagi bersama PSS Sleman. Ia akan membantu tugas Marian Mihail dalam membawa tim Elang Jawa berprestasi.
Pengalaman panjang sebagai pelatih di Liga Luxembourg menjadi modal berharganya untuk memberi saran atau teman diskusi bagi Marian Mihail.