Liga 1: Bos Madura United Tunduk Aturan Suporter Dilarang Away Day, tapi...
FOOTBALL265.COM - Presiden Madura United, Achsanul Qosasi, menyatakan komitmennya untuk tetap mematuhi semua aturan dalam regulasi selama Liga 1 Indonesia 2023-2024.
Salah satu isu yang berkembang luas saat ini adalah larangan setiap suporter untuk melakoni awaydays alias bertandang ke markas lawan. Surat edaran telah disebar PT Liga Indonesia Baru (LIB) menjelang play-off Bali United vs PSM Makassar.
Dalam suratnya, operator Liga 1 menyebut semua pertandingan, termasuk kompetisi, tidak dapat dihadiri oleh suporter tim tamu untuk musim ini.
Isu ini lantas beredar luas dan mendapat berbagai respons dari para praktisi sepak bola nasional. Salah satunya Presiden Madura United, Achsanul Qosasi, yang tampak kecewa.
"Buatlah sepak bola kita menjadi sempurna pelaksanaannya. Jangan ada yang dikurangi," cetus Achsanul Qosasi di akun Instagram pribadinya, Senin (5/6/23).
Padahal, dia sudah kadung optimistis jajaran kepengurusan PSSI baru pimpinan Erick Thohir bisa membawa angin perubahan positif untuk sepak bola.
"Pengurus PSSI dan PT Liga Indonesia Baru saat ini sudah bagus dan bersedia berdiskusi, menghargai suara klub. Inilah yang membuat kita senang dan semangat," ungkap AQ, sapaan akrabnya.
Dikarenakan sudah menjadi ketetapan, pihaknya tetap berkomitmen untuk mematuhi segala aturan yang berlaku, termasuk larangan seluruh suporter melakukan awaydays.
"Apa pun keputusannya, Madura (United) tetap tunduk, patuh kepada regulator (PSSI dan LIB)," pungkas figur kelahiran Sumenep, Madura tersebut.
1. Tak Sekedar Sepak Bola
Achsanul Qosasi lantas mengutarakan, bahwa keberadaan Madura United sejatinya bukan sekedar sepak bola saja. Tapi, eksistensi klub lebih dari itu.
Ketika Tim Laskar Sape Kerrab bertanding di luar Madura, suporter yang hadir di stadion tak hanya mereka yang fanatik terhadap sepak bola.
Keberadaan mereka merupakan wujud kerinduan terhadap kehadiran sesama publik Pulau Garam. Terlebih, Madura United merupakan klub kebanggaan mereka.
"Sepak bola adalah silaturahim. Inilah kesempatan suporter merawat persatuan. Yang membuat onar, dihukum saja, aturannya kan sudah ada," beber Achsanul Qosasi.
Hal itu pun sudah tergambar dalam sejumlah laga away yang dilakukan Madura United selama tujuh tahun terakhir atau sejak klub berdiri pada 2016 lalu.
"Bagi suporter Madura, pertandingan tandang sangat penting. Di sanalah orang-orang perantauan akan bersua dalam jumlah besar. Juga menjadi ajang silaturahmi dan melepas kangen terhadap kampung halaman. Kami away dengan nyaman, bersahabat," ujarnya.
Namun sekali lagi, Madura United hanyalah sebatas klub anggota PSSI selaku federasi sepak bola Indonesia yang menunjuk PT LIB sebagai operator Liga 1.
"Tapi apa pun keputusannya, Madura tetap tunduk, patuh pada regulator," tutup figur yang juga menjadi pejabat di salah satu institusi negara tersebut.