Bagus Kahfi Ungkap Beda Liga Belanda dan Yunani: Nggak Cocok Buat Pemain Muda!
FOOTBALL265.COM - Mantan striker Timnas Indonesia U-16, Bagus Kahfi ungkap perbedaan Liga Belanda dan Yunani, yang menurutnya tidak cocok untuk pemain muda.
Sebagaimana diketahui, Bagus Kahfi adalah salah satu talenta muda terbaik Indonesia, yang pernah menjadi top skorer Piala AFF U-16 2018 dan Piala AFF U-19 2019.
Kepiawaian Bagus Kahfi dalam mencetak gol juga mencuri perhatian legenda klub Chelsea, Dennis Wise, hingga ia diboyong ke Inggris dalam program Garuda Select.
Setelah dua musim bermain untuk Garuda Select di Inggris dan Italia, Bagus Kahfi juga mendapatkan rekomendasi dari Dennis Wise untuk bermain di tim FC Utrecht, Belanda.
Padahal, saat itu Bagus Kahfi baru saja menjalani operasi usai mengalami patah pergelangan kaki kiri.
Saat mendapat rekomendasi dari Dennis Wise, Bagus Kahfi pun tanpa pikir panjang menerimanya, meski striker asal Magelang itu sadar bahwa ia masih dalam tahap recovery paska operasi.
Saat berbincang dengan awak redaksi berita olahraga INDOSPORT pada Senin (3/7/23), Bagus Kahfi mengaku sejatinya ia memiliki peluang untuk dapat jam terbang di FC Utrecht.
"Kalau di Belanda, saya bisa bilang (persaingannya) fair ya. Yang saya suka, kalau bagus di latihan, pasti bakal main di pertandingan," blak-blakan Bagus Kahfi.
"Mungkin memang waktunya saya yang terlalu terburu-buru. Mungkin waktu itu karena saya juga cedera, enggak pas momennya, padahal itu kesempatan emas buat saya."
"Kalau bisa memanfaatkan hal itu, saya mungkin bisa stay di Belanda atau bisa ke step selanjutnya di Belanda," tutur pesepak bola berambut kribo tersebut.
1. Buka-bukaan Bagus Kahfi di Liga Yunani
Setelah kesulitan mendapat jam terbang di Belanda, Bagus Kahfi kemudian mencoba peruntungan dengan bermain di Asteras Tripolis FC, klub kasta tertinggi di Liga Yunani.
Naasnya, Liga Yunani bukanlah kompetisi yang ramah pada pemain muda. Menurut Bagus, mayoritas pemain di Negeri Para Dewa adalah pemain senior dan pemain asing.
"Kalau di Yunani, persaingannya memang sulit, senioritas, dan mungkin Liga Yunani bukan liga untuk pemain muda," ungkap pemain yang baru berusia 21 tahun itu.
"Nggak banyak pemain muda yang selalu muncul di tim. Ada beberapa, tetapi nggak banyak, nggak setiap tim ada," imbuhnya.
Padahal, Bagus mengaku sudah pulih dari cedera bisa beradaptasi dengan baik di Yunani. Ia tidak mengalami kendala soal bahasa, beda cuaca, makanan, dan lain-lain.
"Saya tuh paling suka jauh dari rumah. Mau di mana pun saya ditempatkan, saya nggak ada masalah dengan itu (cuaca, makanan, bahasa)," ungkap Bagus Kahfi pada awak media INDOSPORT, Senin (7/3/23) petang.
"Saya bisa beradaptasi dengan cepat, nggak ada masalah, apalagi bahasa, nggak jadi masalah sama sekali buat saya," ungkap saudara kembar Bagas Kaffa tersebut.
"Memang saya melihat alfabet Yunani kayak malas sendiri, ribet banget, dan nggak bisa dipahami."
"Cuma beruntungnya di sana, hampir 80 persen orang Spanyol, Argentina, enak buat saya. Ada banyak sekali foreigner, mungkin cuma 3 sampai 5 orang pemain asli Yunani."
Kini, Bagus Kahfi memutuskan untuk meninggalkan Liga Yunani dan kembali ke Indonesia. Ia dikontrak oleh tim Barito Putera, dan sudah menjalani debutnya di Liga 1 2023/24.