Deretan Klub Inggris yang Lolos Sanksi Berat meski Ketahuan Main Curang
FOOTBALL265.COM – Melihat deretan klub Liga Inggris (Premier League) yang belum mendapat sanksi meski ketahuan main curang dan melanggar beberapa aturan.
Liga Inggris merupakan kompetisi terpopuler di dunia berkat besarnya pasar yang dijangkau serta kompetisinya yang bergulir secara modern.
Di sisi lain, Liga Inggris menjadi liga yang paling terbuka dibanding liga-liga top Eropa lainnya, di mana investor boleh menguasai satu klub.
Karenanya, banyak konglomerat di dunia yang kemudian menjadi pemilik klub-klub Inggris, tak hanya di kasta teratas, tapi juga di kasta bawah.
Masifnya konglomerat yag menjadi pemilik klub membuat pihak Liga Inggris mengeluarkan aturan-aturan agar memperketat pengeluaran klub via kantong sang pemilik.
Tak cukup sampai di situ, Liga Inggris juga memperketat pengeluaran suatu tim agar tak mengambil keuntungan dan bermain curang.
Nahasnya, adanya aturan ini tak membuat banyak klub patuh dan bahkan melakukan tindakan ilegal yang melenceng dari aturan Liga Inggris.
Sejak Liga Inggris digelar 1992, banyak tim yang melanggar aturan, tapi hanya ada dua klub yang tengah diinvestigasi dan kini justru belum terkena sanksi.
Investigasi ini bahkan beberapa di antaranya telah menyebutkan bahwa suatu klub bersalah atas tindakan ilegal yang dilakukan.
Kedua klub tersebut adalah Manchester City dan Chelsea, yang kini tengah diinvestigasi lebih dalam oleh otoritas Liga Inggris.
1. Kasus Manchester City dan Chelsea
1. Manchester City
Di tahun 2023 ini, Liga Inggris mengumumkan hasil investigasinya terhadap Manchester City atas dugaan pelanggaran keuangan.
Tak tanggung-tanggung, dugaan pelanggaran keuangan itu berjumlah 100 lebih. Beberapa di antaranya bahkan menyebut dugaan pelanggaran itu hingga 116 kasus.
Tim berjuluk The Citizens itu dianggap tak melaporkan keuangan secara akurat terkait pendapatan, sponsor, dan biaya operasional sejak 2009, atau sejak diakuisisi Sheikh Mansour.
Bahkan, Man City diduga melanggar aturan Financial Fair Play (FFP) yang ditetapkan oleh UEFA sejak 2013 hingga 2018 atau selama lima tahun.
Meski lolos dari dugaan melanggar aturan FFP dari UEFA, Man City masih dihadapkan pada kasus pelanggaran keuangan dari pihak Liga Inggris.
Akibatnya, Man City kini berpotensi mendapat sanksi denda, pengurangan poin, pencabutan gelar juara, dan yang lebih parah adalah degradasi.
Sejak hasil investigasi itu dibuka, Man City berencana melawan otoritas Liga Inggris, dan belum mendapatkan sanksi atas dugaan pelanggaran tersebut.
2. Chelsea
Usai Manchester City, kini giliran Chelsea yang tengah dalam pengawasan otoritas Liga Inggris karena adanya potensi dugaan pelanggaran aturan keuangan.
Pihak Liga Inggris menyebutkan pelanggaran itu terjadi di era Roman Abramovich, yang menguasai Chelsea sejak 2003 hingga 2021.
Adanya dugaan pelanggaran aturan keuangan ini sendiri dilaporkan oleh pemilik Chelsea saat ini, yakni konsorsium Todd Boehly.
Tindakan yang sama dilakukan Todd Boehly saat melaporkan dugaan pelanggaran keuangan kepada UEFA, yang berujung pada denda 10 juta euro pada Juli 2023 lalu.
Kini, pihak Liga Inggris juga membuka investigasi atas pelaporan tersebut terkait adanya dugaan pelanggaran aturan keuangan antara tahun 2012-2019.
Salah satu yang jadi sorotan Liga Inggris adalah Roman Abramovich membayar ayah Andreas Christensen dengan menjadikannya tim Scouting pada 2012, atau saat anaknya diboyong Chelsea.
Padahal, ayah Christensen sendiri tak bekerja sebagai Scouting. Diyakini pembayaran itu untuk memuluskan kepindahan anaknya ke Chelsea.
Karena adanya dugaan ini Chelsea berpotensi mendapat hukuman pengurangan poin dan bahkan degradasi meski dugaan pelanggaran itu dilakukan di rezim lama.