Menilai Kualitas David de Gea, Masih Pantaskah Real Madrid Kejar untuk Ganti Thibaut Courtois?
FOOTBALL265.COM - Cedera parah Thibaut Courtois memaksa Real Madrid turun kembali ke bursa transfer untuk mencari kiper pengganti dan nama David de Gea kabarnya diperhitungkan.
Saat ini penjaga gawang asal Spanyol tersebut masih berstatus tanpa klub usai kontraknya batal diperpanjang oleh Manchester United.
Sebenarnya Real Madrid tidak punya intensi untuk belanja lagi terutama untuk pos bawah mistar namun cedera Courtois terlalu parah untuk dinantikan kesembuhannya.
Pada latihan rutin yang dilakukan pada Kamis (10/08/23) lalu, Courtois harus ditandu usai mengalami masalah pada ligamen lutut yang kemudian diketahui berjenis anterior cruciate ligament (ACL).
Real Madrid pun menjadwalkan operasi secepatnya untuk pemain asal Belgia tersebut namun masa pemulihannya tetap tidak akan sebentar.
Diperkirakan Courtois harus melewatkan seluruh musim 2023/2024. Ada kans pada Maret tahun depan ia sudah bisa mulai pulih namun belum tentu bisa cukup bugar untuk melakoni partai kompetitif.
Itulah kenapa De Gea kemudian disiapkan untuk direkrut sebagai pengganti dan meski masih ada sejumlah opsi lain, namun eks Atletico Madrid ini memang pilihan paling rasional untuk Real Madrid.
Dengan status free agent, Los Merengues tidak perlu mengeluarkan sepeserpun uang untuk mendatangkan David de Gea.
Artinya saldo rekening yang mereka sisakan untuk manuver besar yang memang dijadwalkan pada bursa transfer kali ini masih akan tersisa.
Bukan rahasia lagi jika Real Madrid sangat menginginkan Kylian Mbappe yang transfernya dapat bernilai sekitar 200 juta Euro.
Mempromosikan Andriy Lunin menjadi kiper utama juga mungkin masih belum bisa dianggap sebagai langkah bijak.
Meski usianya sudah menginjak 24 tahun dan telah berpengalaman di Liga Spanyol berkat peminjaman ke Leganes dan Real Valladolid namun bermain sebagai stopper untuk Real Madrid adalah level yang berbeda.
Lebih aman untuk mebiarkan Lunin sebagai back up dan mendatangkan De Gea yang memiliki pengalaman dua musim merumput di kasta teratas negeri matador bersama Atletico Madrid.
Hanya saja bukan berarti mendatangkan De Gea bukan akan tanpa resiko sama sekali dan hanya dipenuhi hal-hal positif.
Ada alasan kenapa Manchester United memutuskan untuk melepasnya pada bursa transfer musim panas ini. Penurunan performa yang masif meski usianya masih relatif muda, 32 tahun, jadi penyebab 'Dave Save' dipaksa mengemasi lokernya dari Old Trafford.
1. De Gea Bukan Lagi Sosok Idaman Real Madrid Lagi?
Di masa lampau, Real Madrid pernah jatuh hati setengah mati dengan David de Gea dan melakukan segalanya untuk mengamankan servis pria kelahiran Madrid tersebut.
Tepatnya pada bursa transfer musim panas 2015. Kala itu Manchester United yang sempat bersikukuh untuk melepas akhirnya luluh berkat paket uang plus barter Keylor Navas yang ditawarkan pada mereka.
Negosiasi alot membuat kepindahan baru bisa diurus jelang hari pamungkas bursa transfer alias deadline day. Akhirnya semuanya berakhir batal karena mesin fax The Red Devils mengalami gangguan dan tidak mampu mengirimkan dokumen yang diperlukan untuk mengesahkan jual dan beli.
De Gea saat itu memang dalam periode emasnya sebagai penjaga gawang dan bahkan dianggap lebih baik ketimbang nama-nama top lain sepert Manuel Neuer, Gianluigi Buffon, hingga Thibaut Courtois.
Sejak ia debut di Liga Inggris, dua digit laga yang berakhir dengan nirbobol alias cleansheet selalu bisa dicatatkannya bahkan hanya di kompetisi liga domestik.
Rekor De Gea di Liga Inggris adalah 18 nirbobol semusim yang ia capai di 2017/2018 silam. Entah kenapa setelahnya reflek dari suami penyanyi kondang Spanyol, Edurne, itu seolah tidak bisa kembali ke level terbaik.
Sampai pada akhirnya Manchester United memutuskan untuk menggantikannya dengan Andre Onana pada bursa transfer kali ini karena selain punya reaksi cepat menepis peluang lawan, kiper Kamerun itu juga lihai dalam memainkan bola dengan kakinya.
Statistik pun membuktikan jika De Gea bukan lagi De Gea yang dulu. Bahkan Courtois sudah bisa melebihinya dalam bidang yang harusnya ia paling kuasai, shot stopping.
Dapat dilihat dari grafik DataMB di bawah ini yang menunjukkan jika Courtois hanya kalah dalam hal persentil distribusi umpan panjang.
Akan tetapi perlu dicatat bahwa Real Madrid memang tidak menuntut kipernya untuk bisa menjadi distributor bola dari lini belakang dan berbeda dengan Manchester United.
Akhirnya Opta mencatat jika Cortois pun bisa unggul dalam hal mendasar sebagai seorang kiper seperti jumlah penyelamatan (2,9) dan persentase keberhasilan penyelamatan (75,42%).
Padahal per 90 menitnya De Gea hanya menghadapi 3,8 tembakan lawan alias 0,1 lebih sedikit ketimbang Courtois.
Semua statistik tadi diambil dari performa di liga masing-masing pada 2022/2023 lalu dengan satuan per 90 menit.
Maka dari itu David de Gea mungkin bukan pengganti sepadan untuk Thibaut Courtois namun itu sebenarnya hal wajar. Jangan berharap menemukan ganti kiper nomor satu dunia dengan merekrut pemain yang oleh klub lamanya saja dibiarkan pergi sebagai free agent.
Namun Real Madrid memang tidak punya pilihan lain di bursa transfer kali ini setidaknya. Tidak ada opsi selain bertahan dengan apa yang ada sampai kiper utama mereka pulih atau ada kemungkinan baru terbuka di bursa transfer musim dingin 2024.