Ryan Gravenberch Dibidik Man United, Bisakah Ten Hag Bangkitkan Performa Mantan Murid?
FOOTBALL265.COM – Raksasa Liga Inggris (Premier League), Manchester United, membidik mantan anak asuh Erik ten Hag, Ryan Gravenberch, dari Bayern Munchen.
Kabar ini beredar luas seiring kebutuhan Manchester United akan gelandang baru, usai Ryan Gravenbech tak lagi masuk skema Bayern Munchen.
Semula, nama Gravenberch dikabarkan menjadi bidikan Liverpool. Tapi, pemain berusia 21 tahun tersebut enggan bergabung The Reds.
Gravenberch justru lebih memilih bergabung Man United jika memang harus pindah dari Bayern Munchen di musim panas ini.
Keinginan itu mendapat sambutan, setelah kedua klub tengah berdiskusi mengenai harga mantan penggawa Ajax Amsterdam tersebut.
Dengan keinginannya bergabung Manchester United, Erik ten Hag selaku pelatih pun akhirnya bisa bereuni dengan Ryan Gravenberch.
Sebagai informasi, keduanya sempat bekerjasama di Ajax. Bahkan, Ten Hag adalah sosok yang mempromosikan Gravenberch ke tim utama De Godenzonen.
Pelatih asal Belanda tersebut mempromosikan Gravenberch ke tim utama sejak musim 2018/19, atau saat dirinya masih berusia 16 tahun.
Secara perlahan, Ten Hag mampu membuat Gravenberch menjadi salah satu gelandang muda terbaik di dunia yang diminati banyak klub dengan 12 gol dan 13 assist dari 103 laga.
Catatan itu membuat Gravenberch dipinang Bayern Munchen pada musim panas 2022 dengan biaya 18,5 juta euro. Sayangnya, kepindahan ini tak berakhir mulus.
Gravenberch lebih banyak menghuni bangku cadangan di era Julian Nagelsmann maupun Thomas Tuchel dan kerap turun sebagai pelapis.
Karenanya, Manchester United pun berniat mendatangkan Ryan Gravenberch ke Old Trafford. Tapi apakah Erik ten Hag bisa membuat mantan anak asuhnya itu bersinar lagi?
1. Kualitas Gravenberch
Di Bayern Munchen, Ryan Gravenberch dipasrahi tugas sebagai gelandang tengah, atau pemain nomor 8, persis seperti yang dilakukan Erik ten Hag saat dirinya di Ajax Amsterdam.
Bermain sebagai pemain nomor 8, Gravenberch punya catatan gemilang di Bayern Munchen meski mendapat kesempatan bermain yang minim.
Ia mampu membuat 54,94 operan per 90 menit dengan akurasi 85,7 persen, di mana Gravenberch rata-rata melepaskan 6,51 operan progresif per 90 menit.
Soal kreativitas, Gravenberch punya catatan menarik dengan membuat 4,00 Shot-Creating Actions (SCA) per 90 menit atau tindakan berbuah peluang.
Kehebatan Gravenberch sebagai gelandang nomor 8 adalah saat menyerang, di mana ia banyak mengokupasi Final Third dengan rataan menyentuh bola di area itu sebanyak 4,45 kali per 90 menit.
Meski banyak menyerang, Gravenberch tak melupakan sisi defensifnya, di mana ia memiliki rata-rata 3,89 tekel+intersep dan membuat 1,14 blok serta 1,48 sapuan per 90 menit.
Hanya saja, catatan apik di Bayern Munchen ini berbanding terbalik dengan kualitas Gravenberch saat membela Ajax Amsterdam bersama Ten Hag.
Di bawah arahan Ten Hag, Gravenberch terlihat bermain bebas dan bisa menonjolkan kemampuannya dalam memecahkan garis pertahanan lawan dengan dribelnya.
Selain itu, Gravenberch tak dibebankan sisi kreativitas sama sekali, dan berfokus menguasai lini tengah atau sebagai pemain Box to Box murni yang jadi peran favoritnya.
Jika bergabung Manchester United, Gravenberch akan membuat Casemiro ditarik sebagai pemain nomor 6, dan membuatnya menempati posisi nomor 8.
Dengan taktik itu, lini tengah Manchester United pun akan padat, dan Ten Hag bisa memainkan skema Double Pivot kesukaannya tanpa perlu mendatangkan gelandang bertahan baru.
Tapi apakah Ten Hag bisa mengembalikan performa apik mantan anak asuhnya itu lagi saat berseragam Manchester United kelak?