Bologna vs AC Milan, Pelatih Legendaris Mencak-mencak Rossoneri Tanpa Italia
FOOTBALL265.COM - Pelatih legendaris Arrigo Sacci mengungkapkan kekecewaannya saat mengetahui fakta AC Milan tidak memiliki banyak pemain berpaspor Italia jelang Serie A 2023-2024.
AC Milan akan mengawali kampanye mereka di kompetisi Liga Italia 2023-2024 dengan menyambangi markas Bologna pada hari Selasa (22/08/23) dinihari WIB.
Pada laga pembuka tersebut, Stefano Pioli kemungkinan akan menurunkan Starting XI yang hampir sepenuhnya dari pemain asing.
Diketahui, hanya ada lima pemain Italia dari 30 nama pemain AC Milan yang didaftarkan untuk musim 2023-2024. Namun hanya Davide Calabria yang selalu jadi andalan Starting XI.
Masalahnya, Davide Calabria belum sepenuhnya pulih dari cedera otot yang memaksanya harus absen dua pekan untuk memperkuat Milan.
Situasi ini kontras dengan jumlah pemain Italia dalam skuad masih mencapai enam orang pada musim lalu, di musim 2021-22 terdapat sembilan pemain, dan pada musim 2020-2-21 sebanyak delapan musim.
Arrigo Sachi membandingkan situasi skuat AC Milan ini dengan klub rival yakni Inter Milan. Di bawah asuhan Simone Inzaghi, Nerrazzuri memiliki 12 pemain berpaspor Italia di musim ini.
“AC Milan sepenuhnya pemain asing dan Inter, di sisi lain, setengahnya pemain Italia. Melihat prediksi formasi untuk pertandingan pertama musim ini, agak aneh melihat fenomena ini yang juga membuktikan kecenderungan jelas dari kedua klub,” tutur Arrigo Sachi dilansir dari Sempre Milan.
“Inter memiliki lini pertahanan buatan Italia, dan dua dari tiga gelandang, Barella dan Frattesi, juga berasal dari negara kami. Selain itu ada Dimarco yang bisa jadi gelandang atau bek di sayap kiri,” lanjutnya.
“Kalau AC Milan berbeda lagi. Selain Calabria, yang saya tidak tahu apakah dia menjadi starter atau tidak (kontra Bologna), tidak ada pemain Italia di starting awal Rossoneri,” ungkapnya.
1. Arrigo Sachi Sebut AC Milan Terlalu Berani
Arrigo Sachi menekankan bahwa memiliki pemain dengan latar belakang banyak negara tentu saja tidak mudah bagi sebuah klub.
Para pemain baik itu dari Spanyol, Prancis, Belanda atau Inggris harus beradapdasi satu sama lain bersamaan mereka harus beradaptasi dengan arahan pelatih.
“Mereka berasal dari negara mana-mana, biasanya, sepak bola menyerang lebih banyak praktiknya, sehingga mereka harus beradaptasi dengan kebutuhan baru, metode latihan, rekan satu tim dan perubahan gaya hidup, lanjut Arrigo Sachi.
Keputusan AC Milan mendatangkan sejumlah pemain asing pada musim panas kemarin juga membuktikan bahwa filosofi klub sudah berubah.
Hal ini juga diawali dengan diusirnya dua sosok penting di balik keberhasilan AC Milan memenangkan gelar Scudetto pada kompetisi 2021-2022, yakni Paolo Maldini dan Ricky Massara.
“Jika saya seorang penggemar, saya tidak akan senang, saya percaya bahwa beberapa pemain Italia juga penting dalam membuat orang memahami sejarah dan gaya klub yang berusia lebih dari 100 tahun,” tambahnya.
“Tetapi jika mereka berhasil (meski tidak diperkuat pemain Italia), dan jika mereka mendapatkan hasil positif dalam permainan dan poin, ya bersyukur saja.
“Namun, jika Rossoneri ingin bermain dalam formasi 4-3-3, entah itu pemain Italia atau asing, mereka harus menyadari bahwa kedua sayap harus kembali ke fase bertahan, jika tidak, mereka akan memiliki banyak masalah,” pungkas Arrigo Sacchi.
Terlepas dari komentar pelatih yang pernah menukangi AC Milan dua kali pada 1987-1991 dan 1996-1997 itu, keputusan merekrut pemain asing tak lepas dari keingian Stefano Pioli untuk menghadapi tantangan di kompetisi domestik dan Eropa pada musim ini.
AC Milan sendiri pada bursa transfer musim panas ini sudah menambahkan sejumlah amunisi seperti Tijjani Reijnders (Belanda), Samuel Chukwueze (Nigeria), Christian Pulisic (AS), Yunus Musah (AS), Ruben Loftus-Cheek (Inggris), dan Niah Okafor (Swiss).