Cerita Asnawi Mangkualam Buru-buru Vaksin Demam Berdarah untuk Dongkrak Performa
FOOTBALL265.COM - Kapten timnas Indonesia, Asnawi Mangkualam, dikenal sangat disiplin menjaga kebugaran. Tak mengherankan karena bek sayap klub Korea Selatan, Jeonnam Dragon, ini selalu menjalani agenda padat setiap musim, baik di liga maupun laga internasional.
Bukan cuma disiplin menjaga kebugaran, Asnawi rupanya juga sangat memperhatikan kesehatan yang tentunya akan berdampak bagus terhadap perkembangan kariernya. Dia sadar betul bahwa momok pesepak bola tak melulu cedera, tapi juga virus penyakit.
Salah satu virus penyakit yang paling ditakuti Asnawi adalah Demam Berdarah Dengue (DBD). Dia mengaku belum pernah terjangkit selama ini dan berharap jangan sampai terkena karena bisa menghambat progres permainannya di klub maupun timnas Indonesia.
Sehingga, begitu pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) gencar melakukan sosialisasi vaksinasi DBD, Asnawi Mangkualam tanpa pikir panjang langsung bergegas mendaftar untuk divaksin.
"Sebagai seorang atlet, saya harus selalu siap tampil prima dalam setiap kesempatan. Oleh karena itu penyakit seperti DBD adalah momok menakutkan untuk saya," kata Asnawi dalam acara diskusi Kemenkes bersama Takeda bertajuk Sehat Yes, DBD NO, di Jakarta, Minggu (10/9/23).
Diakui Asnawi, Indonesia merupakan salah satu negara endemis. Ada banyak orang di sekitarnya yang pernah tumbang masuk rumah sakit gara-gara terjangkit DBD.
"Tentunya, untuk menjaga diri saya dari bahaya DBD saya perlu pencegahan yang lebih lengkap. Saya bersyukur kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD ini telah membantu dan melindungi diri saya dari penyakit yang dapat merenggut nyawa ini,” cetusnya.
Sebagai pemain yang punya pengaruh di timnas Indonesia, Asnawi Mangkualam mengaku akan mengimbau dan mengajak rekan-rekannya untuk segera vaksin agar terhindar dari hambatan karier akibat terpapar virus DBD.
"Kita semua tahu pepatah lebih baik mencegah daripada mengobati. Saya tentu akan mengajak rekan-rekan di timnas Indonesia untuk bergegas melakukan vaksinasi DBD," tandas Asnawi.
Sekadar mengingatkan, DBD dapat menjangkit semua orang dari segala golongan umur, termasuk mereka yang berusia produktif yakni 15-44 tahun. Vaksinasi dapat menekan angka kematian akibat telat dalam penanganan pasien penyakit ini.
1. Bahaya DBD di Indonesia
Berdasarkan data dari Kemenkes RI, sejak awal tahun sampai dengan minggu ke-32 2023, adalah 56.185 kasus (IR: 20,44/100.000 penduduk) dan 409 kematian (CFR:0,73 persen). Kasus dilaporkan oleh 462 Kab/Kota di 34 Provinsi. Kematian DBD tersebar di 173 kabupaten/kota di 32 provinsi.
Sepanjang 2021, data dari Kemenkes RI pun menunjukkan bahwa terdapat 95.895 kasus DBD dan 36,10 persen orang yang terjangkit berasal dari golongan produktif yang memiliki rentang usia 15-44 tahun.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes RI, dr. Imran Pambudi, memaparkan terkait situasi kasus DBD di Indonesia dan menyuarakan dukungan atas upaya edukasi yang dilakukan bersama Takeda.
“Saat ini, kasus DBD masih terus mengalami peningkatan dan masih menjadi ancaman bagi masyarakat Indonesia sepanjang tahun. Sehingga, pemerintah menargetkan angka kasus DBD kurang dari 10 per 100.000 penduduk pada 2024 dan akan menuju nol kasus kematian pada 2030," jelasnya.
Upaya pencegahan kasus DBD sangat penting dalam menjaga kesehatan masyarakat Indonesia, khususnya di kalangan atlet muda yang notabene aset penting untuk mengharumkan nama bangsa kelak di hajatan internasional. Semya ini sejalan dengan arahan Menpora RI, Dito Ariotedjo.
"Menjaga kesehatan jasmani merupakan aspek penting bagi perkembangan atlet. Fisik yang kuat tentu akan tercipta dari badan yang sehat" ucap Dito Ariotedjo dalam sambutan sebelum acara diskusi dimulai.
"Kami sangat mengapresiasi dan mendukung setiap upaya yang dilakukan pihak swasta untuk menanggulangi masalah kesehatan masyarakat, salah satunya oleh Takeda Group. Memberikan perlindungan dari ancaman penyakit demam berdarah dengan 3M Plus dan vaksin DBD," pungkasnya.