3 Alasan Pemain Bali United Tak Diminati Timnas Indonesia di Pra Piala Dunia 2026
FOOTBALL265.COM - Bali United menjadi tim yang tak memiliki wakil di Timnas Indonesia pada Pra Piala Dunia 2026. Cedera dan karakter pemain menjadi hal logis ketika Ilija Spasojevic dkk. tak diminati Shin Tae-yong.
Bali United merupakan penghuni papan atas di Liga 1 2023-2024. Kini, Bali United ada di peringkat enam dengan 24 poin dan hanya berjarak tiga poin saja dari Persib Bandung yang ada di peringkat tiga.
Capaian itu bisa didapat karena Bali United punya materi pemain yang mumpuni. Namun uniknya, tak ada satupun anak asuh Stefano Cugurra Teco yang dilirik Shin Tae-yong pada Pra Piala Dunia 2026.
Para pemain seperti Kadek Arel Priyatna, Irfan Jaya, Kadek Agung Widnyana, Ilija Spasojevic, Ricky Fajrin hingga Yabes Roni Malaifani tak dipanggil Shin Tae-yong.
Bali United kalah dari tim-tim papan tengah, bahkan papan bawah, seperti PSM Makassar, Persis Solo, PSS Sleman, Bhayangkara FC, Persikabo 1973 hingga Arema FC yang punya wakil di Timnas Indonesia.
Lalu, apa masalahnya? INDOSPORT.com mencoba membedah tiga alasan logis yang membuat pemain Bali United tak dilirik Shin Tae-yong. Simak ulasan berikut ini!
1. 1. Gelombang Cedera Pemain
Irfan Jaya dan Kadek Agung merupakan pemain yang sering dipanggil Shin Tae-yong. Kedua pemain ini termasuk dalam generasi baru skuat tim nasional yang dibentuk Shin Tae-yong sejak awal 2020.
Kadek Agung mencetak gol untuk Timnas dalam laga melawan Thailand pada kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia. Sementara Irfan Jaya jadi andalan pada Piala AFF 2020 lalu.
Namun sayangnya, Irfan Jaya dan Kadek Agung harus merasakan ganasnya pertarungan di Liga 1. Kadek Agung dan Irfan Jaya sempat absen lama membela Bali United karena mengalami cedera.
Kadek Agung yang absen sepanjang Liga 1 2022-2023 baru tampil lagi pada musim ini. Kadek Agung sudah main 10 kali dengan torehan satu gol.
Sementara Irfan Jaya baru dipasang dalam beberapa laga terakhir setelah pulih dari cedera. Bahkan, Teco rela memasang Irfan Jaya di posisi baru agar dia mendapatkan menit bermain dan percaya dirinya lagi.
"Seperti Irfan Jaya, di liga kemarin dia ada di Timnas, tapi setelah itu dia patah kaki (retak tulang fibula). Dia keluar cukup lama untuk recovery. Barulah pada putaran kedua musim lalu dan musim ini sudah sembuh total. Saya pikir dia sudah main bagus lagi," ungkap Teco.
2. Perbedaan Karakter Bermain
Bali United sejatinya memiliki Ricky Fajrin dan Ilija Spasojevic yang pernah mondar-mandir ke tim nasional. Namun pada era Shin Tae-yong, keduanya nyaris ditepikan.
Perbedaan karakter bermain kemungkinan menjadi pertimbangan utama Ricky dan Spaso tak lagi dipanggil tim nasional. Di posisi bek kiri yang jadi spesialisasi Ricky, Shin Tae-yong memilih Pratama Arhan, Shayne Pattynama dan Edo Febriansyah.
Arhan, Pattynama dan Edo memiliki karakter bermain yang super agresif. Ketiganya juga berkembang pada era Shin Tae-yong hingga kemudian masuk dalam generasi baru tim nasional.
Arhan yang paling sering dipilih Shin Tae-yong baru berusia 21 tahun. Pengembangan Arhan lebih penting karena bisa dimaksimalkan tim nasional dalam jangka panjang, ketimbang memanggil Ricky yang sudah berusia 28 tahun.
Situasi ini juga terjadi di lini depan. Shin Tae-yong menginginkan penyerang muda yang agresif. Maka, di lini depan tim nasional ada Rafael Struick, Ramadhan Sananta, Dendy Sulistyawan, Dimas Drajad hingga Hokky Caraka.
Para pemain ini tak hanya jauh lebih muda dari Ilija Spasojevic. Mereka juga sangat agresif ketika mengejar bek lawan yang coba melakukan build up. Sementara soal tanggung jawab mencetak gol, Sananta dkk. juga tak perlu diragukan lagi.
3. Persaingan Ketat Timnas
Bali United memang dipenuhi pemain-pemain yang secara kualitas layak membawa timnya ke papan atas Liga 1. Namun masalahnya, di beberapa posisi, persaingan menebus tim nasional sangat ketat.
Bali United punya I Kadek Arel Priyatna. Bek yang baru berusia 18 tahun ini punya potensi dan percaya diri yang luar biasa. Namun masalah, di posisi bek tengah ada banyak pemain muda berkualitas.
Kadek Arel harus bersaing dengan Rizky Ridho, Elkan Baggott hingga Alfeandra Dewangga yang terus berkembang. Selain itu, masih ada Jordi Amat yang secara kualitas jauh di atas bek-bek Liga 1.
Bahkan, Alfeandra Dewangga yang tak tergantikan di PSIS Semarang juga terlempar dari skuat tim nasional. Belum lagi nama-nama seperti Muhammad Ferrari, Andy Setyo hingga Hansamu Yama Pranata yang juga tersingkir.
Shin Tae-yong kini juga mulai kesengsem dengan performa Wahyu Prasetyo. Bek PSIS Semarang berusia 25 tahun ini sudah tiga musim tampil luar biasa di Liga 1.
Maka, Kadek Arel butuh waktu untuk membuatnya dipromosikan dari tim nasional senior. Ketika Kadek Arel semakin berkembang, Bali United bakal punya wakil di Timnas Indonesia.