Kiprah Burkina Faso di Piala Dunia U-17: Buat Malu Tevez hingga Iniesta
FOOTBALL265.COM – Intip kiprah manis Timnas Burkina Faso selama tampil di Piala Dunia U-17, ternyata sang Kuda Afrika muda pernah permalukan Spanyol hingga Argentina.
Tergabung di Grup E Piala Dunia U-17 2023, skuat Timnas Burkina Faso akan menghadapi Amerika Serikat, Korea Selatan hingga tim kuat Eropa, Prancis.
Pada pertandingan perdana, Burkina Faso bakal langsung melawan Prancis yang berlangsung di Jakarta International Stadium, Jakarta, hari Minggu (12/11/2023) sore WIB.
Melihat dari catatan di atas kertas kedua kesebelasan, Prancis jelas lebih diunggulkan untuk bisa menang ketimbang Burkina Faso.
Pasalnya, Prancis lolos ke Piala Dunia U-17 dengan status mewah, yakni sebagai runner up Piala Eropa U-17 tahun 2023. Sedangkan Burkina Faso hanya finish peringkat tiga di Piala Afrika U-17.
Selain itu, Prancis punya pengalaman mentas di Piala Dunia U-17 cukup banyak yakni tujuh kali kesempatan sejak tahun 1987.
Pencapain Les Bleuets pun tak main-main, yakni berhasil menjadi juara pada gelaran tahun 2001 silam setelah sukses mengalahkan Nigeria di partai final.
Meski punya statistik yang lebih baik, namun Prancis tak boleh anggap enteng kekuatan Burkina Faso lantaran Les Etalons juga sejarah manis sepanjang gelaran Piala Dunia U-17.
Tak jauh beda dengan Prancis, tercatat Burkina Faso telah lima kali tampil di Piala Dunia U-17 dengan penampilan terbaik mereka terjadi pada tahun 2001, tepat saat Prancis keluar sebagai juara.
Di edisi tersebut, Burkina Faso yang sempat tak diunggulkan berhasil lolos dari penyisihan grup dan mendapat peringkat tiga di akhir kompetisi.
Dalam perjalanannya hingga raih peringkat tiga, Burkina Faso sukses mengalahkan sejumlah tim besar yang berisikan bintang muda top dunia.
1. Burkina Faso Si Penakluk Raksasa
Dalam sejarahnya, pertama kali Burkina Faso melangkah ke Piala Dunia U-17 terjadi pada tahun 1999 silam usai menyabet gelar runner up Piala Afrika U-17 1999.
Pada edisi debutnya tersebut, Burkina Faso tak mampu lolos dari penyisihan grup setelah hanya sekali menang kontra Jamaica, imbang melawan Paraguay serta dikalahkan Qatar.
Dua tahun berselang, Burkina Faso kembali mendapat kesempatan lolos ke Piala Dunia U-17 dan penampilannya kala itu sukses hadirkan kejutan.
Tergabung di Grup C bersama Argentina, Spanyol dan Oman, tanpa diduga Burkina Faso bisa lolos ke fase knock out sebagai runner up.
Di laga perdana, Burkina Faso mampu menahan imbang 2-2 Argentina yang saat itu diperkuat Javier Mascherano serta Carlos Tevez.
Kemudian pada pertandingan kedua, Burkina Faso lagi-lagi membuat kejutan dengan mengalahkan Spanyol yang kala itu diperkuat Fernando Torres dan Andres Iniesta.
Meski di laga terakhir hanya bisa imbang 1-1 kontra Oman, namun hasil tersebut sudah cukup untuk membawa Burkina Faso lolos ke perempat final.
Di babak delapan besar, Burkina Faso masih melanjutkan tren apik mereka dengan mengalahkan Kosta Rika sekaligus memastikan diri ke semifinal.
Sayangnya di babak ini Burkina Faso harus telan kekalahan perdana sekaligus memupus mimpi mereka ke final usai dikalahkan Nigeria.
Meski gagal ke final, namun kejutan masih dilakukan Burkina Faso dengan mengalahkan Argentina dalam perebutan tempat ketiga.
Gol dari Paul Gorogo dan Henoc Conombo sudah cukup membawa Burkina Faso permalukan Carlos Tevez cs.
2. Belum Terulang Lagi
Setelah penampilan impresif di Piala Dunia U-17 2001, skuat Burkina Faso belum pernah lagi torehkan hasil serupa atau pada dua edisi Piala Dunia U-17 berikutnya.
Pada Piala Dunia U-17 2009 misalnya, Burkina Faso yang lolos dari fase grup harus tersingkir cepat di babak 16 besar usai dipecundangi Spanyol 4-1.
Di edisi tersebut, Spanyol memang dihuni banyak bintang potensial seperti Koke, Iker Muniain, Isco, Alvaro Morata hingga kapten Timnas Indonesia yang baru saja dinaturalisasi, Jordi Amat.
Setelah edisi 2009, skuat Burkina Faso kembali berkesempatan tampil di Piala Dunia U-17 pada tahun 2011.
Namun pada edisi ini, Burkina Faso tak bisa berbuat banyak bahkan jadi lumbung gol tiga lain yakni Jerman, Ekuador dan Panama. Mereka pun harus puas jadi juru kunci di Grup E.