Empat Skandal Lempar Handuk Terbesar Di Dunia Tinju
Petinju yang dijuluki Banteng Ngamuk itu adalah nama tenar di kelas menengah era akhir 40-an dan awal 50-an. Gayanya yang agresif dan tahan pukul membuat banyak petinju enggan bertarung dengannya.
Bagi LaMotta, pengukuhan diri sebagai juara dunia adalah hal yang penting. Sayang, keenganan para juara dunia untuk bertarung dengannya membuat petinju kelahiran 10 Juli 1922 tak memiliki kesempatan membuktikan dirinya.
Merasa frustasi, LaMotta akhirnya meminta bantuan dua mafia Amerika-Italia, Frankie Carbo dan Blinky Palermo. LaMotta bakal mendapat kesempatan menghadapi juara kelas menengah, Michael Cerdan, asalkan dirinya mau mengalah saat melawan Billy Fox.
Pertarungan pura-pura itu tak berjalan mulus. Baru ronde pertama, beberapa jab yang dilontarkan LaMotta sudah membuat Fox terhuyung.
"Saya sangat panik, saya bahkan harus menahannya agar tetap berdiri. Jika ada yang tidak tahu bahwa pertarungan itu dibuat-buat pasti sedang mabuk," ucap LaMotta seperti dilansir ESPN.com.
LaMotta berhasil "mengalah" pada ronde keempat, dan akhirnya mendapat kesempatan menghadapi Cerdan. LaMotta sukse mengalahkan Cerdan, dan menjadi penguasa kelas menengah.
Petinju yang baru meninggal pada 19 September lalu itu dikenal akan duel lima kalinya menghadapi petinju kulit hitam, Sugar Ray Robinson.
Skandal keterlibatan LaMotta dengan mafia terungkap setelah dirinya mengaku kepada FBI. Kisah perjuangan LaMotta tertuang dalam film tahun 1980 yang dibintangi Robert De Niro, Raging Bull.