FOOTBALL265.COM – Berikut INDOSPORT akan memberikan kenangan 45 tahun pertarungan bengis antara Muhammad Ali vs Joe Frazier.
Bertarung dalam panasnya udara Filipina yang menyengat, dengan AC yang hampir tidak berfungsi, Frazier menghajar habis Muhammad Ali.
Kedua petinju tersebut harus bertarung di siang hari agar memanjakan pemirsa televisi AS, namun lampu TV justru membuat AC tidak mengeluarkan sirkulasi udara dengan baik.
"Pada suhu 125 derajat - kami saling bertarung (dan juga) melawan panas," kata Frazier dalam film dokumenter 2008 "Thrilla in Manila".
Pertarungan Muhammad Ali vs Joe Frazier ini dinilai sebagai salah satu yang paling brutal di dunia pertinjuan. Karena keduanya ingin menghancurkan satu sama lain.
"Ali dan Frazier tidak akan pernah sama lagi, setelah menuangkan dan menghabiskan hampir semua kekuatan dan daya tahan mereka di Manila."
"Para pejuang pergi untuk menghancurkan, bukan hanya untuk berkelahi satu sama lain," kata Recah Trinidad, seorang kolumnis tinju Filipina.
Laga di Manila ini merupakan kali ketiga keduanya bertemu. Hal inilah yang disinyalir jutaan pecinta tinju dunia akan membuatnya semakin seru.
Apalagi laga ini dipastikan sebagai penutup dari pertarungan keduanya di atas ring. Ali dan Frazier sebelumnya telah dua kali bertemu.
Pertemuan pertama terjadi di Madison Square Garden, New York, Amerika Serikat pada tahun 1971. Saat itu, Smokin' Joe, julukan Joe Frazier mampu mengandaskan Ali di menit ke-15.
Kekalahan ini menjadi kekalahan pertama Ali dalam kariernya. Bunga dendam pun mulai merekah di dada Ali.
Tiga tahun berselang, Ali kembali menantang Frazier dalam sebuah laga mempertahankan gelar. Laga ini kembali dilakukan di tempat yang sama dengan lokasi di mana Ali kalah.
Tapi hasil akhir berbeda. Kali ini Ali sukses mengandaskan lawannya melalui kemenangan angka.
Fakta dari dua pertandingan sebelumnya menjadi bumbu sedap dari pertarungan yang dikenal dengan 'Thrilla in Manila'. Sebuah laga brutal di atas ring yang disaksikan jutaan pasang mata sebagai pertarungan yang menarik.
Laga ini kemudian dipertegas dengan nama 'Thrilla in Manila'. Tajuk tersebut diberikan karena sebuah ucapan Ali yang mengejek Frazier.
Saat melakukan konferensi pers, Ali berujar "Killa, Thrilla, and Chilla, when i get the gorilla in the Manila". Ali memang sempat menyematkan 'Gorila sebagai julukan untuk calon lawannya.
Ali sendiri memulai laga dengan sebuah kejutan. Ali tak lagi melompat-lompat di tengah ring sambil mengecoh dengan pukulan cepat.
Kali ini Ali meladeni Frazier dengan permainan cepat. Sementara Frazier bertahan dengan sesekali lontaran jab keras.
Ali yang merasa di atas angin, kemudian berlaku angkuh. Ali lebih banyak menghabiskan tenaga untuk mengejek Frazier.
Hal ini menjadi bumerang baginya selepas menit kelima. Frazier berhasil bangkit untuk memojokan Ali.
Teknik rope a dope yang dijalankan Ali gagal total. Frazier yang dibiarkannya memojokkannya tetap bersemangat melancarkan pukulan hingga ronde kesembilan.
Ali mulai kepayahan, dan mengalami sedikit luka di wajah. Sementara Frazier menikmati kegagalan Ali dalam menerapkan strategi. Alhasil, Ali pun harus mengakui keunggulan Frazier.