FOOTBALL265.COM - Mengenal sosok Naazim Richardson, salah satu pelatih muslim yang sempat membimbing para atlet tinju top dunia. Seperti apa kisahnya?
Bak kata pepatah, “Orang hebat bisa melahirkan beberapa karya bermutu, tetapi guru yang bermutu dapat melahirkan ribuan orang-orang hebat", tidak heran jika banyak atlet tinju dunia yang berguru pada satu guru yang sama.
Berkat kegigihan serta kesabaran para pelatih tersebut, membuat banyak petinju kelas dunia berhasil meraih gelar tertinggi di ajang WBA maupun IBF.
Beberapa nama pelatih tenar yang pernah menghasilkan petinju kelas dunia antara lain, Cus D’Amato. Pelatih berkewarganegaraan Amerika tersebut adalah penemu sekaligus bakat hebat Mike Tyson.
Berkat polesan tangan dinginnya, Mike Tyson berhasil meraih 11 kemenangan di dalam karir profesionalnya. Cus D’Amato juga sukses membimbing Mike Tyson menjadi salah satu legenda tinju dunia yang namanya eksis sampai saat ini.
Setelah D’Amato meninggal dunia, Tyson mendapat warisan tinju yang amat penting. Tidak hanya Mike Tyson, D’Amato juga berjasa mengantarkan Jose Torres dan Floyd Patterson jadi juara dunia tinju.
Selain Cus D’Amato, terdapat satu pelatih lain yang juga punya prestasi mentereng dalam membimbing beberapa petinju top dunia yakni Naazim Richardson.
Lantas seperti apakah kipah serta capaian Naazim Richardson saat melatih? Lebih lengkapnya berikut INDOSPORT coba merangkum serta mengulasnya.
Profil
Richardson merupakan salah satu pelatih tinju yang dibesarkan di Philadelphia, Pennsylvania. Ia mulai hidup mandiri dengan meninggalkan rumah saat masih berusia 14 tahun.
Melansir laman nytimes, disebutkan bahwa Naazim Richardson adalah sosok pelatih yang rendah hati serta seorang Muslim yang taat.
Naazim Richardson pernah menjalani masa kelam dengan dipenjara saat remaja. Sebelum akhirnya dunia tinju memberikannya energi dan tujuan baru saat itu.
Bergelut sebagai orang di balik layar, Naazim Richardson sempat menjadi pelatih kepala di Gym beberapa wilayah Philadelphia.
Pada tahun 2007, nasib malang menimpa Naazim Richardson. Selepas pulang dari pelatihan, Naazim Richardson mencoba menggenggam botol air namun selalu tergelincir dari tangannya.
Beberapa kali ia mencoba mengambil botol itu, dan selalu jatuh meski ia telah meremas botol lebih keras. Setelah memeriksakan ke dokter, Richardson terbukti mengalami stroke.
Dokter mengatakan bahwa dia membutuhkan operasi otak, dan mungkin akan kehilangan fungsi kaki kirinya atau bisa lebih parah dari itu.