Olimpiade Tokyo: Lovlina Borgohain dan Kisah Medali untuk Perbaiki Desa

Selasa, 27 Juli 2021 15:05 WIB
Editor: Nugrahenny Putri Untari
© Ramsey Cardy/Sportsfile via Getty Images
Petinju India, Lovlina Borgohain. Copyright: © Ramsey Cardy/Sportsfile via Getty Images
Petinju India, Lovlina Borgohain.

FOOTBALL265.COM - Lovlina Borgohain mungkin jadi salah satu atlet India yang sangat mendambakan raihan medali di cabor tinju Olimpiade Tokyo 2020.

Wanita muda berusia 23 tahun ini lahir pada 2 Oktober 1997 dan berasal dari Baro Mukhia, Distrik Golaghat di Assam. Ayahnya adalah seorang pengusaha kecil dan mengalami kesulitan finansial untuk mendukung ambisi putrinya.

Lovlina Borgohain sendiri memulai kariernya sebagai seorang kickboxer, tetapi kemudian beralih ke tinju.

Dua kakak kembarnya yakni Licha dan Lima juga menekuni kickboxing dan telah berkompetisi di tingkat nasional. Namun sayangnya mereka tidak melanjutkan perjuangannya ke level yang lebih tinggi lagi.

Berkompetisi di Olimpiade Tokyo 2020 tentu sebuah kebangaan dan kehormatan sendiri bagi seorang Lovlina Borgohain.

Akan tetapi, raihan medali di pesta olahraga akbar empat tahunan ini bisa membawa kebahagiaan yang lebih luar biasa bagi orang-orang di kampungnya di Distrik Golaghat, Assam, India.

Salah satu harapannya adalah mengetuk hati pemerintah terkait untuk memperbaiki sarana dan prasarana yang ada di tempat tersebut.

Menurut laporan dari New Indian Express, perbaikan jalan terakhir kali dilakukan pada tahun 2016 lalu, sebagai penghubung dua desa, Baro Mukhia dan Hatghuli, namun hanya sekitar 100 meter dari total 12 km yang digarap.

Akibatnya, ruas jalan tersebut tidak layak dilewati dan pastinya menghambat aktivitas warga, apalagi bagi yang benar-benar membutuhkan, termasuk keperluan segera membawa pasien kritis ke rumah sakit.

Di Baro Mukhia, fasilitas kesehatan bisa dibilang tidak ada. Yang terdekat, berlokasi sekitar 3 km namun di sana tidak menyediakan tempat tidur dan dokter pun sangat jarang terlihat batang hidungnya.

Jadi, jika ada orang desa sakit parah, ia harus menempuh 145 km ke pusat Distrik Golaghat untuk mendapat penanganan yang layak.

Tentu tidak mengherankan apabila warga berharap banyak pada sosok Lovlina Borgohain, yang kemungkinan besar bisa mengetuk hati dan membuka mata khalayak terkait situasi di kampung halamannya.