Galal Yafai, Kerja Serabutan Sampai Jadi Finalis Tinju Olimpiade Tokyo
Sebelum jadi finalis tinju Olimpiade Tokyo 2020, Galal Yafai hanya pekerja biasa di sebuah perusahaan yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan dunia olahraga.
Yafai sempat mencari nafkah di sebuah perusahaan mobil ternama yang pabriknya berolkasi di Solihull, West Midlands, Inggris. Pada waktu itu, ia pun kesusahan mengikuti jejak kedua saudaranya yang berkarier di dunia tinju.
Bahkan secara terang-terangan, Yafai mengatakan dirinya sangat benci disuruh-suruh oleh atasan, diminta melakukan inilah, itulah. Ia juga kesal dengan rutinitas sehari-harinya.
“Saya bekerja sembari bermimpi bisa berlaga di Olimpiade. Pekerjaan yang lakukan benar-benar menyebalkan, saya mengangkat kardus, mengantarkan sparepart, pokoknya serabutan,” jelas Yafai, dikutip dari laman Inews UK.
“Orang-orang pun mendorong saya untuk berhenti. Saya benci kerja di sana. Saya benci disuruh-suruh, sekarang saya adalah bos bagi diri saya sendiri dan saya memang sudah lama ingin jadi petinju,” ucapnya lagi.
Setelah resign dari pekerjaannya, Yafai pun mendapat kesempatan memperkuat tim Britania Raya pada akhir tahun 2015. Beberapa bulan kemudian, ia mewujudkan mimpinya dan bertarung di Olimpidae Rio 2016.
“Saya berangkat ke Rio pada tahun berikutnya tapi tidak berhasil. Saya pun menunggu dan kini semuanya terbayar lunas, saya berada di ambang juara Olimpiade,” ucapnya seraya bersyukur kepada Tuhan.
Kepercayaan diri Galal Yafai pun meroket tinggi berkat latihan yang ia peroleh dari saudara-saudaranya. Mereka kerap bertarung di rumah hingga membuat sang ibunda mengolmel dan marah-marah.
Meski harus kena ‘semprotan emak’, Galal Yafai kini merasakan betul manfaat sparring dan berlatih bersama Gamal dan Kal. Duel-duel itu sangat membantu dalam perjalanan karier mereka semua di dunia tinju.