Lauren Price, Dari Sopir Taksi Jadi Petinju Peraih Emas Olimpiade Tokyo 2020
Lauren Price lahir pada 25 Juni 1994 atau 27 tahun lalu di Wales. Sebelum menjadi petinju, dirinya ternyata sudah pernah menggeluti berbagai cabang olahraga lain seperti sepak bola hngga kickboxing.
Dia membangun karier sepak bola bersama Cardiff City dan pernah membela berbagai level umur di tim nasional Wales wanita, termasuk untuk senior. Pada saat bersamaan, Price juga menggeluti kickboxing dan merebut berbagai prestasi.
Namun, minatnya berubah usai melihat petinju Nicola Adams merebut medali emas Olimpiade London 2012. Price berpaling ke tinju di usia remaja dan merebut berbagai prestasi.
Seperti petinju Wales wanita pertama yang merebut medali di Commonwealth Games pada 2014, Price lalu membawa pulang emas di European Games 2019. Capaian itu berbuah tiket tampil di Olimpiade Tokyo 2020.
Perjalanan Lauren Price menjadi seorang atlet dunia berawal dari mimpinya yang ia tulis pada awal tahun 2000-an di sekolah. Kala itu Price menuliskan tiga mimpi sebagai tugas dari sekolah.
Dia menulis ingin menjadi juara dunia kickboxing, tinju, membela Timnas Wales, dan tampil di Olimpiade. Gurunya mengangkat alis, tetapi nenek Price menyuruhnya untuk membiarkan dia bermimpi.
Dia selalu mengatakan kepada cucunya untuk meraih bulan dan jika dia gagal, dia akan mendarat di bintang-bintang. Pada saat dia berusia 27 tahun, gadis itu telah mencapai ketiga tujuannya.
"Dia adalah anak yang menggemaskan, selalu tersenyum, selalu bahagia. Tapi selalu sangat, sangat sibuk," kenang nenek Lauren Price, Linda dikutip dari BBC
"Ketika dia masih sangat muda, dia terobsesi dengan sepak bola dan berlarian. Kegiatan olahraganya dilakukan sebagai sarana untuk membantunya membakar semangat," tuturnya.
Pernah Jadi Sopir Taksi
Keadaan ekonomi Lauren Price yang sederhana, membuat dirinya mencari biaya tambahan lain untuk hidupnya dengan menjadi sopir taksi. Keputusan itu ia lakukan setelah pulang dari pemusatan latihan tinju tim Wales pada Senin-Jumat.
Jadi dia menjadi sopir taksi di akhir pekan, mengantarkan penumpang kembali ke rumah sepanjang malam. Itu semua membantu memenuhi kebutuhan tanpa mengganggu jadwal latihannya.
Kemudian pekerjaan paruh waktu ini ia tinggalkan setelah Price mendapat kesempatan masuk membela tim Britania Raya untuk Olimpiade.
"Awalnya saya ragu dengan kemampuannya. Tapi ia membuktikan kualitasnya, dan Anda sadar betapa potensialnnya Lauren Price," tutur pelatih Boxing Tim Britania Raya, Rob McCracken.
Dalam waktu 18 bulan setelah pindah ke program pelatnas penuh waktu, Price memenangkan emas di ajang Commonwealth Games 2018.
Tahun berikutnya ia memenangkan emas European Games 2019 di musim panas, dan beberapa bulan kemudian menjadi juara dunia tinju wanita.
Hasil di Olimpiade Tokyo 2020 ini juga menjadi pencapaian terbaik kedua Inggris Raya setelah edisi Rio 2016. Mereka finis di peringkat ke-4 dengan total 65 medali yang terdiri dari 22 emas, 21 perak dan 22 perunggu.