Mike Tyson Dituntut Rp74 Miliar Oleh Wanita yang Diduga Pernah Diperkosa Pada Tahun 1990

Sabtu, 28 Januari 2023 11:30 WIB
Penulis: Khairul Ma'arif | Editor: Juni Adi
© Donald Kravitz/Getty Images
Mike Tyson, eks petinju kelas berat. Copyright: © Donald Kravitz/Getty Images
Mike Tyson, eks petinju kelas berat.
Penjelasan Lengkap Wanita yang Menggugat Mike Tyson atas Dugaan Pemerkosaan

Wanita tersebut tidak ingin jika menggugat kasus ini namanya dimunculkan karena khawatir nantinya malah mengganggu privasinya berdampak pada mentalnya lebih lanjut.

Tentu itu akan berdampak lebih parah untuk keadaan psikologis wanita tersebut karena untuk kasus yang dialaminya saja sudah terguncang secara psikologis.

Lebih lanjut, wanita penggugat Mike Tyson atas dugaan pemerkosaan itu menjelaskan dalam surat pernyataannya bagaimana awal mula pertemuan keduanya hingga terjadi kejadian pemerkosaan.

"Saya bertemu Mike Tyson pada awal 1990-an di sebuah klub dansa bernama Septembers," bunyi surat pernyataan itu dikutip dari boxingscene.com.

“Teman saya dan saya bergaul dengan Tyson dan sopirnya. Tyson memberi tahu kami tentang pesta dan meminta untuk bergabung dengannya. Teman saya akan menurunkan mobilnya dan Tyson berkata dia akan menjemputnya dengan limousine,” imbuh surat pernyataan.

Menurut hukum yang berlaku di Amerika Serikat, gugatan yang diajukan wanita tersebut berada di bawah naungan Undang-Undang Penyintas Dewasa New York.

Undang-Undang tersebut dapat menuntut pelakunya kapan saja, terlepas dari kapan pelanggaran itu terjadi, undang-undang itu berlaku usai ditanda tangani gubernur setempat musim semi lalu. 

Wanita itu mengatakan dia ingin tetap anonim karena dia khawatir akan pelecehan lainnya yang mungkin diterimanya jika identitasnya diketahui, karena popularitas Mike Tyson.

"Saya ingin menjaga privasi saya dalam masalah yang sensitif dan sangat pribadi ini, Tyson adalah selebriti terkenal dan saya tahu saya akan diserang oleh media dan semua penggemarnya,” tulis wanita tersebut dalam surat pernyataan.

“Identifikasi identitas saya kepada teman, keluarga, rekan kerja, dan masyarakat umum tentu akan menimbulkan risiko bagi saya untuk mengalami gangguan mental lebih lanjut, pelecehan, ejekan, atau rasa malu pribadi,” tambahnya.

Sumber: boxingscene.com