6 Pevoli Seksi Asing Proliga 2017 Ini Bikin Gagal Fokus
Hari ini, Minggu (23/04/17) berlangsung final turnamen kasta tertinggi bola voli di Indonesia, Proliga 2017. Di sektor putri, Jakarta Elektrik PLN berhasil mempertahankan gelar juara usai mengalahkan tim sekota, Jakarta Pertamina Energi dengan skor 3-2 (25-20, 24-26, 25-22, 18-25, 15-11).
Sedangkan di sektor putra, Jakarta Pertamina Energi tampil sebagai juara setelah mengalahkan Palembang Bank Sumsel Babel dengan skor 0-3 (24-26, 15-25, 12-25) pada partai final yang berlangsung di GOR Among Rogo, Yogyakarta.
Sepanjang 3 bulan terakhir turnamen berjalan, tak hanya pevoli-pevoli lokal yang unjuk gigi dan memukau para pecinta voli di Tanah Air. Tapi juga sejumlah pemain voli asing yang memang mencoba peruntungannya pada turnamen voli di Indonesia tersebut.
Pemain-pemain luar negeri seperti Anna Stepaniuk hingga Ivana Nesovic berhasil mencuri perhatian. Memiliki tubuh yang menjulang tinggi dan paras yang cantik, keduanya sukses membuat betah para pecinta voli Indonesia di tribun penonton untuk berlama-lama menyaksikan pertandingan.
Ternyata tak hanya Anna dan Ivana yang sukses membuat penonton gagal fokus, tapi ada juga beberapa pemain voli asing yang tampil beda tak hanya dengan kemampuan hebatnya, tapi juga dengan keseksian yang dimiliki. Siapa saja mereka? Berikut INDOSPORT merangkum sejumlah pevoli asing yang mencuri perhatian di Proliga 2017.
1. Anna Stepaniuk (Ukraina, Jakarta Pertamina Energi)
Anna Stepaniuk merupakan pemain voli asal Ukraina yang memutuskan bergabung dengan Jakarta Pertamina Energi (JPE) di turnamen Proliga 2017. Meski baru bergabung, Anna terbukti langsung berhasil mengantarkan JPE ke partai final yang berlangsung hari ini, Minggu (23/04/17).
Sayangnya, Anna gagal membawa JPE juara. Tampil sebagai starter pada laga yang berlangsung di GOR Among Rogo, Yogyakarta, JPE harus kalah dari Jakarta Elektrik PLN (JEP) dengan skor 3-2 (25-20, 24-26, 25-22, 18-25, 15-11).
Meski gagal juara, Anna tetap berhasil mencuri perhatian para penonton yang sesekali meneriakkan namanya pada saat laga berlangsung. Kecantikannya tidak kalah dengan seorang model profesional. Selain itu, Anna juga bermain dengan cukup apik.
Bahkan, pelatih Jakarta Pertamina Energi, Risco Herlambang, juga memuji kemampuan bermain Anna bersama timnya. “Anna pemain yang masih sangat muda, usianya baru 24 tahun tapi dia sangat berbakat bisa dilihat tadi saat bertanding smash-smash tajamnya yang sulit dikembalikan oleh lawan, dia juga pemain asing yang sangat santun," kata pelatih Jakarta Pertamina Energi, Risco Herlambang.
2. Ivana Nesovic (Serbia, Bandung Bank BJB)
Ivana Nesovic merupakan pemain voli asal Serbia yang membela tim Bandung Bank BJB di ajang Proliga 2017 ini. Ivana sendiri memiliki tinggi badan 192 cm sehingga ia dipercaya mengisi posisi sebagai opposite hitter atau all around.
Di sepanjang kariernya, Ivana yang memiliki paras cantik ini pernah menyabet gelar pemain terbaik di kejuaraan nasional tahun 2008 di Serbia serta pemain terbaik di liga Korea Selatan pada 2012 lalu.
Pemain kelahiran 23 Juli 1988 ini juga pernah membawa klub bernama Red Star menjuarai kejuaraan nasional di Serbia dan Montenegro tahun 2003/2004, Serbia Cup 2010, dan lainnya. Tak cukup sampai di situ, Ivana juga pernah memperkuat Timnas Serbia pada gelaran Olimpiade 2012 London.
3. Lindsay Stalzer (Amerika Serikat, Jakarta Elektrik PLN)
Bintang Jakarta Elektrik PLN, Lindsay Stalzer berhasil membawa timnya meraih gelar juara Proliga 2017 pada laga final yang berlangsung hari ini, Minggu (23/04/17) di GOR Among Rogo, Yogyakarta.
Tampil sebagai starter, Lindsay bermain gemilang dan membawa JEP meraih kemenangan atas Jakarta Pertamina Energi dengan skor 3-2 (25-20, 24-26, 25-22, 18-25, 15-11). Alhasil, JEP pun sukses meraih hattrick setelah sebelumnya juga berstatus juara pada musim 2015 dan 2016.
Meski sudah berusia 32 tahun, namun pesona pemain asal Amerika Serikat ini cukup menarik perhatian. Musim ini merupakan kali pertama Lindsay berkiprah di kompetisi Proliga.
Sebelumnya, Lindsay sudah malang melintang di kompetisi bola voli dunia. Tercatat, ia pernah bermain di Liga Puerto Rico, Prancis, Spanyol, Slovenia, Jerman, Thailand, Finlandia, dan terakhir di Filipina bersama klub Foton Tornadoes.
Dengan tinggi 185 cm, Lindsay menempati berposisi opposite hitter. Ia juga dikenal memiliki pukulan keras yang sulit diblok dan dikembalikan lawan. Meski garang di dalam lapangan.
4. Polina Liutikova (Batam Sindo BVN)
Polina Liutikova merupakan mantan pemain voli yang pernah memperkuat Timnas Junior Ukraina. Polina menjadi salah satu dari dua pemain asing yang dikontrak Batam Sindo BVN untuk kompetisi bola voli Proliga 2017 ini.
Dengan tinggi badan menjulang mencapai 197 cm, Polina diharapkan menjadi tembok kokoh bagi pertahanan BVN di kompetisi Proliga 2018 mendatang karena di musim 2017 ini Polina gagal membawa BVN tampil bersinar.
5. Hayley Spelman (Amerika Serikat, Gresik Petrokimia)
Hayley Spelman memutuskan untuk mencoba peruntungannya di ajang Proliga. Baru berusia muda yakni 25 tahun, pemain asal Amerika Serikat ini berani untuk berkiprah bersama tim putri Gresik Petrokimia pada kompetisi bola voli Proliga 2017.
Dengan tubuh yang sangat tinggi yakni 2,02 meter, Hayley menempati posisi all around. Selain itu, ia juga merupakan atlet kidal di mana seringkali smash kerasnya berhasil mengecoh lawan. Hayley juga dikenal sebagai sosok pemain yang andal dalam memblok serangan lawan.
6. Jaimie Thibeault (Kanada, Jakarta BNI Taplus)
Satu lagi pemain voli cantik yang memutuskan untuk berkiprah di turnamen voli kasta tertinggi di Indonesia, Proliga 2017. Ia adalah Jaimie Thibeault, yang baru pertama kali bermain di Proliga terutama di ajang Proliga 2017 .
Sebelum berkarier di Indonesia, pemain berusia 27 tahun ini pernah bemain di kompetisi bola voli Italia dan Prancis.
Bermain bersama Jakarta BNI Taplus, pemain Timnas Kanada itu mengaku sangat antusias bermain di Tanah Air. Sayangnya, Jaimie yang bermain di posisi middle blocker gagal membawa timnya berbicara banyak di ajang Proliga 2017.
“Ini kali pertama saya bermain di Indonesia. Saya sangat penasaran dengan Indonesia. Jujur, saya buta dengan atmosfer voli Indonesia,” kata wanita kelahiran 23 September 1989 itu.
“Di sini memang sangat panas. Menjadi tantangan tersendiri bagi saya. Tapi, tidak masalah. Saya benar-benar tidak sabar untuk bermain di Indonesia,” sambungnya.